Selasa, 24 November 2015

Edensor

EDENSOR
Karya: Andrea Hirata


 

 Analisis aspek moralitas dalam novel


IDENTITAS BUKU:
Judul Buku                  : EDENSOR
Penulis                         : Andrea Hirata
Penerbit                       : PT Bentang Pustaka
Cetakan                       : Pertama, Mei 2007
Kota Terbit                  : Bandung
Tebal Buku                  : 20,5 cm
Halaman                      : x + 292 halaman

SINOPSIS:
Sebuah novel motivasi,menakjubkan dan penuh makna karya Andrea Hirata ini mengisahkan 2 orang melayu yaitu Arai dan Ikal,  saudara sekaligus teman seperjalanannya yang telah melalui banyak episode kehidupan, suka maupun duka.
Pertemuannya dengan Weh, lelaki yang harus menanggung aib karena menderita penyakit burut, penyakit nista yang disebabkan oleh ulah nenek moyangnya yang telah berani melanggar aturan agama. Weh yang telah mengajarkannya cara membaca bintang, mengurai langit
sebagai kitab terbentang serta membawanya pada satu pemahaman tentang konstelasi zodiak. Zenit dan nadir, pesan terakhir yang ditinggalkan Weh sebelum kematiannya. Weh adalah orang pertama yang telah mengenalkan Adrea pada diri sejatinya, dan telah menguatkan tekat Andrea untuk menjelajahi separuh belahan dunia, berjalan di atas tanah-tanah mimpi, dan menemukan cinta yang sesunguhnya. Pelajaran yang tidak akan ditemukan di bangku pendidikan formal, karena hanya kekuatan semesta yang mampu menguak realita kehidupan.

Tawaran beasiswa dari Uni Eropa telah menjadi sebuah jembatan keberuntungan (magical bridge) yang menghantar mereka pada penjelajahan panjang di tanah-tanah mimpi, menjadi sebuah kunci yang telah membuka kotak pandora yang berisi mimpi-mimpi masa kecil mereka. Sebuah kerinduan untuk berbuat sesuatu bagi tanah kelahiran, memberikan kebanggaan bagi orangtua dan menyelesaikan mimpi-mimpi para sehabat yang telah terenggut oleh keterbatasan dan jerat kemelaratan.
Universitas Sorbonne Perancis, telah menghantar mereka pada pertemuan dan persahabatan dengan mahasiwa dari berbagai belahan dunia dengan beragam latar belakang. Kehidupan bangsa eropa yang terkenal intelektual, dinamis dan efisien telah menunjukkan pada berbagai realita betapa rendahnya kualitas serta sistem pendidikan bangsa Indonesia. Hanya semangat dan tekad yang kuat yang mampu menghantar mereka pada sebuah keberanian untuk menjadi bagian dari sistem pendidikan yang modern. Kesenjangan tingkat pemahaman dan pengetahuan mengharuskan dua sobat karib ini berjuang untuk menyelesaikan pendidikan mereka.
Keindahan benua eropa dan gemerlapnya dunia malam kota Paris memberikan daya tarik bagi siapapun yang melihatnya. Namun, tradisi dan etika back packer Kanada sangat menarik perhatian Andrea bahkan lebih menarik dibadingkan Katya. Mahasiswi jerman yang telah menolak cinta banyak pemuda dan memilih Andrea menjadi kekasihnya. Meskipun pada akhirnya perbedaan makna tentang mencintai telah membawa mereka kembali pada jalinan pertemanan. Kerinduan Andrea pada A Ling, perempuan masa kecil yang sangat dicintainya telah menguakkan kembali ingatannya tentang Edensor. Sebuah desa khayalan pada sebuah novel pemberian A Ling, karya Herriot yang berjudul Seandainya Mereka Bisa Bicara.
Hamparan dataran hijau, bunga daffodil dan semerbak aroma rerumputan telah membawa andrea bekelana ke setiap sudut desa. Desa khayalan yang telah membuka jalan rahasia dalam kepala Andrea, jalan menuju penaklukan-penaklukan terbesar untuk menemukan A Ling, untuk menemukan cinta dan diri sejatinya. Andrea dan Arai berencana untuk melakukan perjalanan keliling benua Eropa mengikuti tradisi para pengelanan back packer Kanada. Rencana perjalanan panjang ini mendapat respon yang serius dari para sahabat, yang akhirnya dijadikan sebagai ajang pertaruhan untuk mengukur keberanian untuk menahklukkan tantangan. Penjelajahan panjang menjelajahi benua eropa dengan bermodal semangat dan keberanian.
Perjalanan dimulai dari kota Paris Perancis melintasi benua Eropa dan berakhir di Spanyol. Pencarian Andrea akan cinta masa kecil telah membawa mereka melintasi rute perjalanan yang panjang melintasi benua Eropa hingga Tunisia, Zaire dan Casablanca di benua Afrika. Rasa lapar, kelelahan serta ancaman kematian karena kedinginan tidak menyurutkan semangat dan keberanian Andrea untuk menjelajahi enigma tentang A Ling yang kini menjadi semakin terang.
Kota demi kota menghadirkan beragam realita yang semakin memperjelas makna pencarian Andrea. Sekuat apapun upaya untuk menemukan sesuatu, dan pada titik akhir upaya tersebut masih belum berhasil sesungguhnya kita sedang dihadapkan pada berbagai realita tentang diri kita. Pencarian cinta pada sosok perempuan bernama A Ling telah memberikan pembelajaran tentang makna cinta sejatinya, yaitu diri sendiri. Keberanian untuk bermimpi telah menghantar kita pada satu realita yang mengajarkan kita arti kebahagiaan yang sesungguhnya.
UNSUR INTERINSIK:
●Tema            : Perjuangan dalam  Pencarian Diri dan Cinta
●Alur              : Dalam novel EDENSOR ini penulis lebih banyak menggunakan alur maju        mundur atau flashback dimana tokoh lebih sering mengingat kisah-kisah di    masa lalu.
●Latar             : Waktu   :pagi hari,siang hari dan malam hari
                           Tempat(Tanjung pandan pada hal 4,bogor pada hal 37, rusia pada hal 197,spanyol pada hal 269, swiss pada hal 233, inggris pada hal 283)
                           Suasana:  suasana memalukan kedinginan,hangat,sedih,sunyi, dan dingin menyelimuti kedua tokoh pada saat mereka menginjakan kaki diperbatasan belanda.
●Sudut pandang : orang pertama pelaku utama(penggunaan kata aku dan kami) dan orang ketiga tunggal dan jamak(penggunaan kata dia dan mereka atau penyebutsn nama secara langsung.
●Tokoh dan watak
 Ikal                         : Pintar,nakal,iseng,pekerja keras,pantang menyerah
 Arai                        : Gigih,setia,pekerja keras,baik hati
 Weh                        : Pekerja keras
        Ayah                     : Bijaksana dan baik hati
 Ibu                         : Memiliki pendirian yang tetap
       Taikong Hamim    : Pemarah dan tidak penyabar
       A Ling (Njoo Xian Ling) : Baik hati
 Famke Somers       : Penolong, baik hati
 Stansfield               : Sombong
       Townsend              : Pintar dan provokatif
 Katya                    : Tenang dan baik hati
       MVRC Manooj     : Ceria
       Gonzales               : Ceria
       Hopkins Turnbull  : Tegas


PESAN MORAL: Menurut saya novel EDENSOR karya Andrea Hirata ini sanggat menakjubkan dimana mampu menggugah kesadaran hati nurani setiap pembacanya. Kita bisa mengambil banyak pelajaran dalam novel tersebut yang mana kita tidak boleh menyerah pada kehidupan dan tidak menyerah untuk menggapai cita-cita kita seperti halnya sosok tokoh ikal. Dengan semangat dan tekad yang kuat serta kekuatan cinta yang dimilikinya mampu menuntunnya dalam menaklukkan daerah-daerah di benua eropa dan afrika. Berusaha dan bekerja keras untuk menggapai cita-cita dengan perjuangan dan pengorbanan dalam menuntut ilmu yang harus ditempuh. Tidak pernah menyerah atas cobaan yang selalu menimpa nya karena ia yakin bahwa setiap cobaan akan berbuah manis. Kesetian dan rasa cintanya kepada seorang gadis yang mampu membuatnya bertahan dalam mengarungi kehidupan yang penuh tantangan meskipun sudah pernah dicampakkan. Ia pun selalu memegang teguh prisip yaitu bertanggung jawab pada diri sendiri dan orang tua dan menguatkan jati diri yang membuatnya mampu untuk beradaptasi terhadap lingkungan dan gaya hidup sekitat tempat tinggalnya. Banyak makna kehidupan yang bisa kita petik dalam novel ini untuk lebih memotivasi diri kita sendiri. Dan dalam novel ini juga banyak terkandung nilai-nilai sosial,agama maupun budaya yang bisa kita pelajari.

Bermimpilah, karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpi mu- Andrea Hirata


APRILIANTI
#Satupskologi





0 komentar:

Posting Komentar