CIRI-CIRI ANAK BERBAKAT
1.
ANAK
BERBAKAT
A.
Pengertian
Anak Berbakat
Banyak
istilah keberbakatan (anak berbakat) yang digunakan dalam psikologi seperti gifted, talented, genius dan prodigy
ternyata tidak memiliki satu definisi atau batasan yang sama, hanya saja
memiliki pengertian yang saling melengkapi antara satu istilah dengan istilah
lainnya.
Istilah
gifted ditujukan untuk orang, anak
didik atau siswa yang memiliki kemampuan akademis (secara umum) yang tinggi,
yang ditandai dengan didapatkannya skor IQ yang tinggi pada pengerjaan tes
kecerdasan/intelegensi, sedangkan talented adalah kebalikannya, ditujukan untuk
orang yang memiliki kemampuan unggul dalam bidang akademis yang khusus (seperti
matematika, bahasa), juga bidang seni, musik, dan drama. Jadi kalau gifted itu
ditujukan untuk kemampuan akademis secara umum, sedangkan talented ditujukan
untuk dua kemampuan unggul:
● Bidang akademis
khusus
● Bidang non-akademis
Bakat
(aptitude) biasanya diartikan sebagai
kemampuan bawaan yang merupakan potensi (potential
ability) yang masih perlu dikembangkan atau dilatih agar dapat terwujud.
Dalam referensi lain dijelaskan bahwa bakat ialah kemampuan alamiah untuk
memperoleh pengetahuan atau keterampilan, yang relatif bisa bersifat umum
(minsalnya, bakat intelektual umum) atau khusus (bakat akademis khusus), maka
bakat khusus disebut juga talent.
Batasan
anak berbakat secara umum adalah “mereka yang karena memiliki
kemampuan-kemampuan yang unggul mampu memberikan prestasi yang tinggi”.Istilah
yang sering digunakan bagi anak-anak yang memiliki kemampuan-kemampuan yang
unggul atau anak yang tingkat kecerdasannya di atas rata-rata anak normal,
diantaranya adalah; cerdas, cemerlang, superior, supernormal, berbakat, genius,
gifted, gifted and talented, dan
super. Daniel P. Hallahan dan James M. Kauffman (1982; 376) mengemukakan “Besides the word ‘gifted’ a variety of other
terms have be en used to describ individuals who are superior in some way :
“talented, creative, genius, and precocious, for example”. Precocity menunjukkan perkembangan yang
sangat cepat.Beberapa anak gifted memperlihatkan precocity dalam area perkembangan sepert; bahasa, musik, atau
kemampuan matematika.
Pengertian
keberbakatan dalam pengembangannya telah mengalami berbagai perubahan, dan kini
pengertian keberbakatan selain mencakup kemampuan intelektual tinggi, juga
menunjuk kepada kemampuan kreatif., bahkan menurut Clark (1986) dalam Conny
Semiawan (1994), kreativitas adalah ekpresi tertinggi keberbakatan.
B. Ciri-ciri Anak Berbakat
Apabila seorang anak
memiliki 18 ciri dari 25 ciri berikut, maka anak tersebut dapat digolongkan
anak berbakat.
1. Membaca
pada usia lebih muda
2. Membaca
lebih cepat dan lebih banyak
3. Memiliki
perbendaharaan yang luas
4. Mempunyai
rasa ingin tahu yang kuat
5. Mempunyai
minat yang luas, juga terhadap masalah orang dewasa
6. Mempunyai
inisiatif dan dapat bekerja sendiri
7. Menunjukan
keaslian dalam ungkapan variable
8. Memberi
jawaban – jawaban yang baik
9. Dapat
memberikan banyak gagasan
10. Luwes
dalam berfikir
11. Terbuka
terhadap rangsangan – rangsangan dari lingkungan
12. Mempunyai
pengamatan yang tajam
13. Dapat
berkonsentrasi untuk jangka waktu yang panjang, terutama terhadap tugas atau
bidang yang diminati
14. Berpikir
kritis, juga terhadap diri sendiri
15. Senang
mencoba hal – hal yang baru
16. Mempunyai
daya abstraksi, konseptualisasi, dan sintesis yang tinggi
17. Senang
terhadap kegiatan intelektual dan pemecahan – pemecahan masalah
18. Cepat
menangkap hubungan sebab akibat
19. Berperilaku
terarah pada tujuan
20. Menpunyai
daya imajinasi yang kuat
21. Mempunyai
banyak kegemaran
22. Mempunyai
daya ingat yang kuat
23. Tidak
cepat kuat dengan pretasinya
24. Peka
serta menggunakan firasat
25. Menginginkan
kebebasan dalam gerkan dan tindakan
Selain itu ciri – ciri
anak berbakat :
● Anak memiliki ciri khas
Anak yang memiliki ciri
khas biasnya akan nampak saat dirinya sedang bermain besama teman-teman
sebayanya. Si anak akan bertingkah laku yang lebih dewasa sehingga kerika
bermain dengan teman seusianya cenderung memisah. Namun, bukan berarti si anak
tak mau bermain dan berkumpul dengan teman seusianya. Si anak sangat bisa
menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
● Anak memiliki cara belajar yang berbeda
Anak cenderung tidak
bisa diam dan aktif terhadap hal-hal baru. Selain itu, si anak juga lebih suka
untuk mengeklspelor dan mempelajari lebih lanjut sesuatu yang ada di
sekelilingnya. Namun ketahuilah bahwa tidak mau diam bukan berarti si anak
hiperaktif.
● Gaya bahasanya lebih dewasa
Anak lebih cepat
menyerap bahasa orang dewasa dan menirukannya. Untuk itu, jangan heran jika ada
anak yang mengikuti perkataan orang dewasa bahkan menirukannya. Selain itu, si
anak akan lebih cepat untuk menjawab pertanyaan yang diajukan kepadanya.
● Anak memiliki kosakata yang banyak
Karena kemampuannya
untuk menyerap bahasa lebih cepat, si anak jadi memiliki kosakata yang lebih
banyak. Dengan begitu, si anak jadi mengerti kata-kata yang diucapkan
kepadanya. Bahkan, si anak bisa menyebutkan secara terperinci baik itu mengenai
benda atau saat menjawab pertanyaan yang diberikan kepadanya. si anak berbakat.
● Anak memiliki keterampilan yang lebih
Keterampilan lebih yang
dimilikinya itu, seperti memakai baju sendiri, memegang benda dengan posisi
yang benar tanpa kesulitan, dan keterampilan lainnya. Namun ketahuilah bahwa
keterampilan itu bisa saja dimiliki si anak asalkan Anda mau melatihnya dengan cara
berenang, bermain tenis, dan olahraga lainnya. Dengan berolahraga bisa melatih
kemampuan motorik kasarnya.
● Anak gemar mengoleksi benda
Anak berbakat akan
lebih senang untuk mengumpulkan benda-benda kesukaannya. Misalnya, mainan,
baju, hiasan, dan lain sebagainya. Hal tersebut dikarenakan si anak menyukai
bentuknya, warnanya, serta modelnya. Tak heran jika si anak gemar
memilih-memilih atau mengelompokkan benda-benda kesukaannya itu.
● Anak gemar membaca
Saat usia si anak 1
tahunan, dirinya akan mampu untuk membedakan gambar yang posisinya terbalik.
Selain si itu, si anak juga akan menunjukkan gerakan kepala dari kiri ke kanan
seolah-olah dirinya sedang membaca. Ketahuilah bahwa hampir 50 persen anak yang
berbakat sudah bisa membaca sejak usianya 2-2,5 tahun. Untuk merangsang anak
agar suka membaca, Anda juga bisa melatihnya dengan mendongengkan buku atau
sering bercerita kepadanya.
● Memiliki kemampuan logika
Anak berbakat akan
mudah memahami benda-benda yang besar dan kecil, serta membedakan banyak dan
sedikit. Selain itu, si anak juga mengerti mengenai berapa lama, berapa jauh,
dan berapa banyak. Dan anak berbakat juga bisa membedakan atas dan bawah, kiri
dan kanan, serta maju dan mundur.
● Memiliki daya ingat yang cukup baik
Daya ingat anak
berbakat sangat tinggi. Misalnya, si anak mampu mengingat kejadian yang sudah
lama dan mampu untuk mengungkapkannya kembali dengan baik
● Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi
Anak berbakat cenderung
lebih banyak bertanya terhadap apa yang belum dimengerti. Jika si anak banyak
bertanya pada apa yang tidak diketahuinya, maka sebagai orangtua Anda harus
memberikan jawaban untuknya. Berilah jawaban dengan baik dan jangan biarkan si
anak tanpa jawaban.
● Pandai bersosialisasi
Anak berbakat akan
lebih senang untuk bermain dengan teman di atas usianya. Dirinya akan merasa
nyaman bermain dengan teman yang usianya lebih tua darinya. Sedangkan, saat
bermain dengan teman seusianya si anak akan merasa tidak nyaman.
● Memiliki energi yang kuat
Setiap beraktivitas, si
anak selalu bersemangat karena dirinya memiliki energi yang kuat. Untuk itu,
jangan heran jika si anak kurang tidur siangnya. Itulah ciri-ciri anak
berbakat. Setelah mengetahui ciri-ciri tersebut, apakah Anda termasuk anak yang
berbakat? Jika sudah mengetahui bakat si anak, maka sebagai orangtua Anda perlu
mengasah dan membimbingnya dengan baik. Berilah stimulasi-stimulasi yang cocok
untuknya agar si anak bisa mngembangkan bakatnya dengan baik. (NR)
C.
Kharakteristik
Anak Berbakat
Apabila dilihat dari
kemampuan –kemampuan yang membedakan mereka dari anak-anak sebayanya, maka kita
akan menemukan karakteristik – karakteritik berikut pada anak-anak
berbakat.
1.
Karakteristik
kognitif
-
Kualitas luar biasa di informasi
-
Ingatan yang kuat
-
Kebiasaan perubahan minat &
keinginan kemampuan menghasilkan ide-ide dan solusi yang asli’
2.
Karakteristik
bahasa
-
Kemampuan verbal
-
Perkembangan yang tinggi pada pengenalan
bahasa dan penulisan bahasa.
-
Perkembangan yang baik pada perkembangan
sensorik
-
Tidak kebal untuk keretakan kekurangan
integrasi di antara pikiran dan badan.
3.
Karakteristik
afektik
-
Pendekatan evaluasi terhadap diri
sendiri dan lainya.
-
Gigih, tujuan perilaku tak langsung.
-
Kepekaan yang tak bias untuk harapan
& perasaan orang lain.
-
Tingginya kesadaran diri, menyesuaikan
dengan perbedaan perasaan.
-
Perkembangan awal dalam focus of control dan kepuasan kedalam
dan identitas emosional yang tidak biasa.
-
Harapan yang tinggi dan lainya, sering
menuju tingkat frustasi dirinya, lainya dan situasinya.
-
Kemampuan tingkat perkembangan moral.
-
Kemajuan kognitif dan kapasitas afektif
dan konseptualisasi dan pemecahan masalah sosial.
2.
IMPLIKASI
DALAM PEMBELAJARAN (Teori Barbe dan Renzulli)
Menjelaskan
dan menerapkan teori anak berbakat dari Barbie dan Renzulli :
Menurut
definisi yang dikemukakan Joseph Renzulli (1978), anak berbakat memiliki pengertian, “Anak berbakat merupakan satu interaksi diantara tiga sifat dasar
manusia yang menyatu ikatan terdiri dari kemampuan umum dengan tingkatnya di
atas kemampuan rata- rata, komitmen yang tinggi terhadap tugas dan kreativitas
yang tinggi.
●
High Potential Ability (Kecerdasan
Tinggi) Standard yang ditetapkan untuk anak berbakat oleh Diknas tahun 2003
adalah 140 . Kalau hasil tes menunjukkan IQ anak mencapai 140 ke atas, maka anak
itu otomatis disebut gifted child. Tetapi kemudian muncul pembagian tertentu
untuk anak berbakat dilihat dari IQnya. Keberbakatan ringan (IQ 115 – 129),
keberbakatan sedang (IQ 130 – 144), keberbakatan tinggi (IQ 145 ke atas).
●
Task Commitment adalah sejauh mana
tanggung jawab dalam meyelesaikan tugas. Tidak hanya tugas dari sekolah tapi
juga tugas di rumah. Task commitment dapat diukur melalui tes tertentu yang
hanya boleh dilakukan oleh psikolog. Task commitment ini mencakup tanggung
jawab, motivasi, keuletan, kepercayaan diri, memiliki tujuan yang jelas sebelum
melakukan sesuatu dan kemandirian.
●
Kreativitas, bisa diartikan sebagai kemampuan untuk menciptakan hal-hal baru
atau kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru dari yang sudah ada. Kreativitas
dapat dinilai dari 4 hal, produk, pribadi, proses dan pencetus / penghambat.
Suatu produk dikatakan kreatif kalau produk itu baru, berbeda dari yang sudah
ada, lebih baik dari yang lain dan tentu saja berguna. Sifat pribadi kreatif
yang lain adalah terbuka pada hal-hal baru, punya rasa ingin tau yang besar,
ulet, mandiri, berani mengambil resiko, berani tampil beda, percaya diri dan
humoris.
Anak berbakat ialah anak yang memiliki kecakapan
dalam mengembangkan gabungan ketiga sifat ini dan mengaplikasikan dalam setiap
tindakan yang bernilai. Anak-anak yang mampu mewujudkan ketiga sifat itu
masyarakat memperoleh kesempatan pendidikan yang luas dan pelayanan yang
berbeda dengan program-program pengajaran yang reguler (Swssing, 1985).
Pengertian lain menyebutkan bahwa anak gifted adalah
anak yang mempunyai potensi unggul di atas potensi yang dimiliki oleh anak-anak
normal. Para ahli dalam bidang anak-anak gifted memiliki pandangan sama ialah
keunggulan lebih bersifat bawaan dari pada manipulasi lingkungan sesudah anak
dilahirkan.
Anak
yang memiliki bakat istimewa sering kali memiliki tahap perkembangan yang tidak
serentak. Ia dapat hidup dalam berbagai usia perkembangan, misalnya: anak
berusia tiga tahun, jika sedang bermain ia terlihat seperti anak seusianya,
tetapi jika sedang membaca ia menampilkan sikap seperti anak berusia 10 tahun,
jika mengerjakan soal matematika ia seperti anak berusia 12 tahun, dan jika
berbicara seperti anak berusia lima tahun.
Perlu dipahami adalah bahwa anak berbakat umumnya
tidak hanya belajar lebih cepat, tetapi juga sering menggunakan cara yang
berbeda dari teman-teman seusianya. Hal ini tidak jarang membuat guru di
sekolah mengalami kewalahan, bahkan sering merasa terganggu dengan anak-anak
seperti itu. Di samping itu anak berbakat istimewa biasanya memiliki kemampuan
menerima informasi dalam jumlah yang besar sekaligus. Jika ia hanya mendapat
sedikit informasi maka ia akan cepat menjadi “kehausan” akan informasi.
Implikasi bagi guru anak berbakat disimpulkan oleh
Barbie dan Renzulli (1975) sebagai berikut:
- guru perlu memahami diri sendiri, karena
anak yang belajar tidak hanya dipengaruhi oleh apa yang dilakukan guru, tetapi
juga bagaimana guru melakukannya.
- guru perlu memiliki pengertian tentang
keterbakatan
- guru hendaknya mengusahakan suatu
lingkungan belajar sesuai dengan perkembangan yang unggul dari
kemampuan-kemampuan anak
-
Guru memberikan tantangan daripada
tekanan
- Guru tidak hanya memperhatikan produk
atau hasil belajar siswa, tetapi lebih-lebih proses belajar.
-
Guru lebih baik memberikan umpan balik
daripada penilaian harus menyediakan beberapa alternatif strategi belajar
-
Guru hendaknya dapat menciptakan suasana
di dalam kelas yang menunjang rasa harga diri anak serta dimana anak merasa
aman dan berani mengambil resiko dalam menentukan pendapat dan keputusan.
● Peran Orang Tua dalam Memupuk
Bakat dan Kreativitas Anak.
Orang
tua yang bijaksana dapat membedakan antara memberi perhatian terlalu banyak
atau terlalu sedikit, antara memberi kesempatan kepada anak untuk mengembangkan
bakat dan minatnya dan memberi tekanan untuk berprestasi semaksimal mungkin.
Ada
beberapa hal yang memudahkan orang tua agar lebih mantap dalam menghadapi dan
membina anak berbakat (Ginsberg dan Harrison, 1977; Vernon, 1977) diantaranya
adalah:
-
anak berbakat itu tetap anak dengan
kebutuhan seorang anak. Jika ada anak-anak lain dalam keluarga, janganlah
membandingkan anak berbakat dengan kakak-adiknya atau sebaliknya.
-
Sempatkan diri untuk mendengarkan dan
menjawab pertanyaan-pertanyaannya
-
Berilah kesempatan seluas-luasnya untuk
memuaskan rasa ingin tahunnya dengan menjajaki macam-macam bidang, namun jangan
memaksakan minat-minat tertentu.
-
Berilah kesempatan jika anak ingin
mendalami suatu bidang, karena belum tentu kesempatan itu ada di sekolah.
-
Kerjasama Antara Keluarga, Sekolah dan
Masyarakat
-
Pendidikan merupakan tanggung jawab
bersama keluarga (orang tua), sekolah, dan masyarakat. Keluarga dan sekolah
dapat bersama-sama mengusahakan pelayanan pendidikan bagi anak berbakat,
misalnya dalam memandu dan memupuk minat anak. Tokoh-tokoh dalam masyarakat
dapat menjadi “tutor” untuk anak berbakat yang mempunyai minat yang sama.
3. KURIKULUM BERDIFERENSIASI UNTUK
ANAK BERBAKAT
Kurikulum
merupakan metode menyusun kegiatan-kegiatan belajar mengajar untuk menghasilkan
perkembangan kognitif, efektif, dan psikomotorik anak. Menurut Sato (1982)
kurikulum mencakup semua pengalaman yang diperoleh siswa di sekolah, di rumah
dan dalam masyarakat, dan yang membantunya mewujudkan potensinya.
Berbeda
dengan kurikulum umum yang bertujuan untuk dapat memenuhi kebutuhan pendidikan
anak-anak pada umumnya, maka kurikulum berdiferensiasi merupakan jawaban
terhadap perbedaan-perbedan dalam minat dan kemampuan anak didik. Sehingga,
dengna kurikulum berdiferensiasi setiap anak memiliki peluang besar untuk terus
meningkatkan kemampuannya tanpa harus terikat oleh satu kurikulum umum yang
menyamaratakan kemampuan seluruh anak.
Kendati
demikian, pada dasarnya kurikulum berdiferensiasi tetap bertitik tolak pada
kurikulum umum yang menjadi dasar bagi semua anak didik. Kurikulum berdiferensiasi
juga memberikan pengalaman belajar berupa dasar-dasar keterampilan,
pengetahuan, pemahaman, serta pembentukan sikap dan nilai yang memungkinkan
anak didik berfungsi sesuai dengan tuntutan masyarakat atau jenjang pendidikan
yang lebih tinggi.
Berdasarkan
penjelasan di atas, Semiawan (1983) menyatakan bahwa bakat-bakat khusus baru
dapat dikembangkan atas dasar kurikulum ini. Di samping itu, untuk dapat
mewujudkan bakat yang khusus diperlukan juga pengalaman belajar yang khusus.
Sehingga, pendidik juga dapat mengetahui keberbakatan anak dan memantaunya
sesuai dengan kurikulum yang telah dideferensiasikan.
Lalu,
Bagaimana Kurikulum Berdiferensiasi Dapat Dikembangkan? Menurut Kaplan
(1977), perkembangan kurikulum dewasa ini menekankan penggunaan kurikulum
secara fleksibel sesuai dengan kebutuhan guru dan siswa yang memungkinkan
keragaman cara untuk mencapai sasaran belajar. Bahkan dalam kurikulum semacam
ini tidak tertutup kemungkinan bahwa siswa pada saat-saat tertentu merumuskan
sendiri sasaran-sasaran belajarnya.
Suatu
kurikulum dapat berdiferensiasi melalui materi (konten atau muatan), proses,
dan produk belajar yang lebih maju dan majemuk, serta dapat dirancang dengan
cara sebagai berikut:
a.
Kurikulum
Berdiferensiasi Menyesuaikan dengan Kurikulum Umum
1) Menambah
hal-hal baru yang menarik dan menantang bagi anak berbakat.Misalnya dengan
menambahkan muatan tugas yang dianggap menantang kemampuan yang dimiliki anak
berbakat.
2) Mengubah
bagian-bagian tertentu yang kurang sesuai. Karena anak berbakat memiliki
kemampuan memahami pelajaran dan pengetahuan yang melampaui anak pada umumnya,
biasanya pemberian materi kepada anak berbakt lebih menyesuaika kemampuan anak.
Sehingga, anada beberapa bagian yang diterima anak umum di kelas tetapi tidak
diterima oleh anak berbakat.
3) Mengurangi
kegiatan-kegiatan yang terlalu rutin. Seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya, anak berbakat memiliki tingkat kemampuan memahami pelajaran yang
lebih tinggi dibandingkan anak umum, jadi beberapa kegiatan atau pelajaran yang
dapat dikerjakan sendiri dan tanpa bantuan berarti dari pendidik sebaiknya
dikurangi.
4) Meluaskan
dan mendalami materi. Karena sifat yang cenderung kurang puas dan mendetail,
pemberian materi pembelajaran kepada anak berbakat sebaiknya lebih diluaskan
dan mendalam.
b.
Kurikulum
Berdiferensiasi dengan Menggunakan Kurikulum yang Baru atau Khusus
Cara kedua ini adalah
dengan menggunakan kurikulum yang benar-benar berbeda dengan anak umum dan
disesuaikan dengan keberbakatan anak.Untuk menyusun sebuah kurikulum, pendidik
harus mengetahui beberapa asas kurikulum sebagai berikut:
1) Berkaitan
dengan mata pelajaran. Yaitu, kegiatan bekajar dikaitkan dengan mata
pelajaran atau materi tertentu. Contohnya, ketika anak belajar bagian-bagian
serangga, anak dapat mencari sendiri serangga-serangga yang akan dipelajarinya
di lingkungan sekolah.
2) Berorientasi
dengan proses. Maksudnya, kegiatan belajar mengajar menekankan
perkembangan keterampilan dan proses berpikir daripada hanya materi. Contohnya,
ketika anak sudah mengenal bagian-bagian serangga, anak dapat menganalogikan
bagian-bagian tersebut dengan bagian-bagian kendaraan.
3) Berpusat
pada kegiatan aktif. Yaitu kegiatan belajar sepenuhnya mengikutsertakan
anak secara aktif. Sehingga, dapat menghidupkan suasana keilmuan yang penuh
akan diskusi dan saling bertukar pikiran.
4) Penerapan
tugas berakhir terbuka.Dengan asas ini tidak ada istilah “benar” dan “salah”
dalam hasil tugas siswa, tetapi seluruhnya berdasarkan pengalaman setiap anak.
5) Memungkinkan
anak memilih. Asas ini memberikan peluang kepada setiap anak sesuai dengan
kebutuhan, minat, dan kemampuan masing-masing. Sehingga, sekolah seharusnya
menyediakan sarana atas minat dan bakat anak.
c.
Tiga
hal yang membedakan penerapan kurikulum berdiferensiasi dengan kurikulum umum:
1) Konten.Muatan
atau materi yang diberikan kepada anak berbekat berbeda-beda sesuai dengan
minat dan kemampuan anak.
2) Proses. Proses
belajar anak berbakat, entah itu waktu maupun caranya, dibedakan dengan anak
umumnya sesuai dengan tingkat kemampuan anak.
3) Produk. Dalam
hal penugasan, anak berbakat diberikan beban produk yang lebuh rumit dan
kompleks daripada anak umum. Produk belajar itu sendiri dapat berupa lisan,
tulisan, ataupun benda.
Sumber:
0 komentar:
Posting Komentar