KREATIVITAS 4P (Person, Process, Product, Press)
A.
PENGERTIAN
KREATIVITAS 4P
Salah satu masalah yang kritis dalam meneliti,
mengidentifikasi, dan mengembangkan kreaivitas ialah bahwa ada begitu banyak
definisi tentang kreativitas. Akan tetapi, tidak ada satu definisi pun yang
dapat diterima secara universal. Mengingat kompleksitas dari konsep
kreativitas, agaknya hal ini tidak mungkin dan juga tidak perlu, karena
kreativitas dapat ditinjau dari berbagai aspek yang meskipun berkaitan, tetapi
penekanannya berbeda-beda. Definisi konsepsional adalah dari kata
konsepsional yaitu hubungan antara konsep khusus yang akan diteliti. konsepsional adalah suatu pemikiran umum yang menggambarkan
hubungan antara konsep-konsep khusus yang akan menentukan variabel-variabel
yang akan saling berhubungan.istilah konsepsional merupakan pengarah atau pedoman
yang lebih konkrit,sehingga diperlukan definisi operasional. Istilah
konsepsional adalah pengarah atau pedoman yang masih abstrak sehingga
membutuhkan pelengkapnya yaitu definisi operasional.
Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk
melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, baik
dalam bentuk ciri-ciri aptitude maupun non aptitude, baik dalam karya baru maupun kombinasi
dengan hal-hal yang sudah ada, yang semuanya itu relatif berbeda dengan apa
yang telah ada sebelumnya.
Kreativitas manusia
melahirkan pencipta besar yang mewarnai sejarah kehidupan umat manusia dengan
karya-karya spektakulernya.Kreativitas dahulu dianggap sebagai ”anugerah
yang ajaib”, yang hanya dimiliki oleh segelintir orang. Sekarang kita
tahu bahwa kecerdasan merupakan anugrah ajaib yang dimiliki semua orang.
Menguraikan kekuatan kecerdasan kreatif hanyalah masalah memahami bagaimana
melakukannya.
Menurut
Clark, berdasarkan hasil berbagai penelitian tentang spesialisasi belahan otak,
mengemukakan bahwa: “Kretivitas merupakan ekspresi tertinggi keterbakatan dan
sifatnya terintegrasikan, yaitu sintesa dari semua fungsi dasar manusia yaitu:
berfikir, merasa, menginderakan dan intuisi (basic function of thinking,
feelings, sensing and intuiting)”.
Rhodes (1961, dalam
Isaksen, 1987) dalam menganalisis lebih dari 40 definisi tentang kreativitas,
menyimpulkan bahwa pada umumnya kreativitas dirumuskan dalam istilah
pribadi (person), proses (process), dan produk (product). Kreativitas dapat pula
ditinjau dari kondisi pribadi dan lingkungan yang mendorong (press) individu ke perilaku
kreatif. Rhodes menyebut keempat jenis definisi tentang kreatifitas ini
sebagai Four P’s of Creativity:
Person, Process, Product, Press.
DEFENISI OPERATIONAL KREATIVITAS
Kreativitas merupakan kemampuan yang mencerminkan
kelancaran, keluwesan (fleksibilitas), dan originalitas dalam berfikir, serta
kemampuan untuk mengelaborasi (mengembangkan, memperkaya, memperinci suatu
gagasan (Munandar dalam Basuki, 2010
Definisi
Kreativitas 4 P (Product, Process, Press, Person)
1.
Person (Pribadi)
Ditinjau
dari aspek pribadi, kreativitas muncul dari interaksi pribadi yang unik dengan
lingkungannya.
Faktor
pribadi yang kreatif menurut Roger (dalam Afifa, 2007) :
-
Keterbukaan
kepada pengalaman,
-
Kemampuan
untuk memberikan penilaian secara internal sesuai dengan lokus pribadinya.
-
Kemampuan
untuk secara spontan bereksplorasi bermain dengan elemen-elemen dan
konsep-konsep.
2. Process (Proses)
Ditinjau
sebagai proses, menurut Torrance (1988) kreativitas adalah proses merasakan dan
mengamati adanya masalah, membuat dugaan tentang kekurangan (masalah) ini,
menilai, dan menguji dugaan atau hipotesis, kemudian mengubah dan mengujinya
lagi, dan akhirnya menyaipaikan hasil-hasilnya.
3.
Press (Pendorong)
Ditinjau
dari aspek pendorong kreativitas dalam perwujudannya memerlukan dorongan
internal maupun eksternal dari lingkungan.
4.
Product (Produk)
Definisi
produk kreativitas menekankan bahwa apa yang dihasilkan dari proses kreativitas
adalah sesuatu yang baru, orisinil, dan bermakna.
(Munandar,
2002)
Mengenali
bakat, ciri pribadi, mendorong dengan motivasi, menyediakan waktu dan sarana
prasarana, serta mempertunjukkan hasil karya guna menggugah minat untuk
berkreasi akan membuat individu terpacu untuk kreatif.
(Munandar dalam Afifa, 2007)
menyatakan
bahwa suatu karya cipta pada hakikatnya tidaklah baru sama sekali tetapi
merupakan pengembangan atau kombinasi baru berdasarkan data, informasi atau
unsurunsur yang sudah ada sebelumnya.
(Stein dalam Basuki, 2010)
menyatakan
bahwa suatu produk baru dapat disebut karya kreatif jika mendapatkan pengakuan
(penghargaan) oleh masyarakat pada waktu tertentu.
Ciri – ciri dari kreativitas :
1.
Dorongan
ingin tahu besar.
2.
Sering
mengajukan pertanyaan yang baik.
3.
Memberikan
banyak gagasan dan usul terhadap suatu masalah.
4.
Bebas
dalam menyatakan pendapat.
5.
Mempunyai
rasa keindahan.
6.
Menonjol
dalam salah satu bidang seni.
7.
Mempunyai
pendapat sendiri dan dapat mengungkapkannya, tidak mudah terpengaruh orang
lain.
8.
Memiliki
rasa humor tinggi.
9.
Daya
imajinasi kuat.
10. Keaslian (orisinalitas) tinggi
(tampak dalam ungkapan, gagasan, karangan, pemecahan masalah).
11. Dapat bekerja sendiri.
12. Kemampuan elaborasi (mengembangkan
atau memerinci) suatu gagasan.
13. Selain itu ciri-ciri
kreativitas dapat dilihat dari seseorang yang memiliki rasa ingin tahu (sense of curiosity),kebutuhan untuk berprestasi (need of achievement), dapat beradaptasi (adaptable) dan
memiliki kemampuan menempuh resiko.
B.
TEORI-TEORI MENGENAI KREATIVAS
1.
Teori-teori
yang melandasi pembentukan pribadi kreatif
a. Teori
Psikoanalisis
Psikoanalisis adalah
cabang ilmu yang dikembangkan oleh Sigmund Freud dan para pengikutnya, sebagai
studi fungsi dan perilaku psikologis manusia.Psikoanalisis memiliki tiga
penerapan, yaitu:
1) Suatu
metode penelitian dari pikiran;
2)
Suatu ilmu pengetahuansistematis
mengenai perilaku manusia;
3)
Suatu metode perlakuan terhadap penyakit
psikologis atau emosional.
Pribadi kreatif
dipandang sebagai seorang yang pernah mengalami traumatis, yang pada umumnya
Psikoanalisa memandang kreativitas sebagai hasil mengatasi suatu masalah, yang
biasanya dimulai sejak di masa anak-anak. Priadi kreatif dipandang sebagai
seseorang yang pernah mempunyai pengalaman traumatis, yang dihadapi dengan
memungkinkan gagasan-gagasan yang disadari dan yang tidak disadari bercampur
menjadi pemecahan inovatif dari trauma. Tindakan kreatif mentransformasi
keadaan psikis yang tidak sehat menjadi sehat. Teori ini terdiri dari:
a)
Teori
Sigmund Freud
Menurut
beberapa pakar Psikologi, kemampuan kreatifitas merupakan ciri kepribaidan yang
menetap pada lima tahun pertama dari kehidupan. Sigmund Freud (1856-1939)
adalah tokoh utama yang menganut pandangan ini. Ia menjelaskan proses kreatif
dari mekanisme pertahanan, yang merupakan upaya tak sadar untuk menghindari
kesadaran mengenai ide-ide yang tidak menyenangkan atau yang tidak dapat
diterima. Karena mekanisme pertahanan mencegah pengamatan yang cermat dari
dunia, dan karena menghabiskan energi psikis, mekanisme pertahanan biasanya
merintangi produktifitas kreatifitas. Sehingga biasanya mekanisme pertahanan
merintangi produktivitas kreatif. Meskipun kebanyakan mekanisme pertahanan
menghambat tindakan kreatif, namun justru mekanisme sublimasi justru merupakan
penyebab utama dari kreativitas.
b)
Teori
Ernst Kris
Menekankan
bahwa mekanisme pertahanan regresi seiring memunculkan tindakan kreatif. Orang
yang kreatif menurut teori ini adalah mereka yang paling
mampu “memanggil” bahan dari alam pikiran tidak sadar. Seorang yang
kreatif tidak mengalami hambatan untuk bisa “seperti anak” dalam
pemikirannya. Mereka dapat mempertahankan “sikap bermain” mengenai
masala-masalah serius dalam kehidupannya. Dengan demikian mereka mampu malihat
masalah-masalah dengan cara yang segar dan inovatif, mereka melakukan regresi demi
bertahannya ego (Regression in The
Survive of The Ego).
c)
Teori
Carl Jung
Carl
Jung (1875-1967) percaya bahwa alam ketidaksadaran (ketidaksadaran kolektif)
memainkan peranan yang amat penting dalam pemunculan kreativitas tingkat
tinggi. Dari ketidaksadaran kolektif ini timbil penemuan, teori, seni dan
karya-karya baru lainnya.
b.
Teori
Humanistik
Teori Humanistik
melihat kreatifitas sebagai hasil dari kesehatan psikologis tingkat tinggi.
Tokoh-tokoh aliran humanistik percaya bahwa kreatifitas dapat berkembang selama
hidup. Adapun tokoh-tokohnya adalah:
a)
Teori
Abraham Maslow
Menurut Abraham Maslow
(1908-1970) pendukung utama darim teori humanistik, manusia mempunyai
naluri-naluri dasar yang menjadi nyata sebagai kebutuhan. Kebutuhan ini harus
dipenuhi dalam urutan hierarki seperti kebutuhan primitif muncul pada saat
lahir dan kebutuhan tinggi berkembang sebagai proses pematangan individu.
Kebutuhan-kebutuhan itu, diwujudkan Maslow sebagai hirarki kebutuhan manusia,
dari yang terendah hingga yang tertinggi. Kebutuhan tersebut adalah:
● Kebutuhan
fisik/biologis
● Kebutuhan akan rasa
aman
● Kebutuhan akan rasa
memiliki (sense of belonging) dan
cinta
● Kebutuhan akakn
penghargaan dan harga diri
● Kebutuhan akan aktualisasi/perwujudan
diri
● Kebutuhan estetik
Kebutuhan-kebutuhan
tersebut mempunyai urutan hierarki. Keempat Kebutuhan pertama disebut
kebutuhan “deficiency”. Kedua
Kebutuhan berikutnya (aktualisasi diri dan estetik atau transendentasi) disebut
kebutuhan “being”. Proses
perwujudan diri erat kaitannya dengan kreativitas. Bila bebas dari neurosis,
orang yang mewujudkan dirinya mampu memusatkan dirinya pada yang hakiki. Mereka
mencapai “peak experience” saat
mendapat kilasan ilham (flash of insight)
b)
Teori
Carl Roger
Rogers (1902-1987) tiga
kondisi internal dari pribadi yang kreatif, yaitu:
● Keterbukaan
terhadap pengalaman
● Kemampuan untuk menilai situasi patokan pribadi
seseorang
(internal locus of evaluation)
● Kemampuan untuk
bereksperimen, untuk “bermain” dengan
konsep-konsep.
Apabila seseorang
memiliki ketiga ciri-ciri ini maka kesehatan psikologis sangat baik. Orang
tersebut diatas akan berfungsi sepenuhnya menghasilkan karya-karya kreatif, dan
hidup secara kreatif. Ketiga ciri-ciri atau kondisi tersebut uga merupakan
dorongan dari dalam (internal press) untuk kreasi.
c)
Teori
Cziksentmihalyi
Ciri pertama yang
memudahkan tumbuhnya kreativitas adalah Predisposisi genetis (genetic predispotition). Contoh seorang
yang system sensorisnya peka terhadap warna lebih mudah menjadi pelukis, peka
terhadap nada lebih mudah menjadi pemusik.
Minat pada usia dini
pada ranah tertentu. Minat menyebabkan seseorang terlibat secara mendalam
terhadap ranah tertentu, sehingga mencapai kemahiran dan keunggulan
kreativitas. Akses terhadap suatu bidang. Adanya sarana dan prasarana serta
adanya pembina/mentor dalam bidang yang diminati sangat membantu pengembangan
bakat.
Kemampuan berkomunikasi
dan berinteraksi dengan teman sejawat di tambah tokoh-tokoh penting dalam
bidang yang digeluti, memperoleh informasi yang terakhir, mendapatkan
kesempatan bekerja sama dengan pakar-pakar dalam bidang yang diminati sangat
penting untuk mendapatkan pengakuan dan penghargaan dari orang-orang penting.
Orang-orang kreatif
ditandai adanya kemampuan mereka yang luar biasa untuk menyesuaikan diri
terhadap hampir setiap situasi dan untuk melakukan apa yang perlu untuk
mencapai tujuannya.
C.
MAKNA PENGEMBANGAN KREATIVITAS
Sebagai pribadi, maupun kelompok atau suatu bangsa kita
harus mampu memikirkan, menciptakan cara-cara baru dengan cara yang kreatif,
agar kita tidak hanyut dalam dalam persaingan antar bangsa dan
negara dalam era globalisasi ini. Oleh karena itu, pengembangan kreativitas
sejak usia dini sangatlah penting.
Kreativitas
begitu bermakna dalam hidup dan kreativitas perlu di pupuk sejak dini dalam
diri peserta didik, karena :
● Dengan
berkreasi orang dapat mewujudkan dirinya, karena perwujudan dirimerupkan kebutuhan
pokok pada tingkat tertinggi dalam hidup manusia.
● Berfikir
kreatif sebagai kemampuan untuk melihat bermacam suatu masalahmerupakan bentuk pemikiran yang sampai saat ini masih kurang mendapat perhatian dalam
pendidikan.
● Bersibuk
diri secara kreatif tidak hanya bermanfaat bagi diri sendiri tetapi jugabermanfaat untuk lingkungan dan kepuasan diri individu. Seperti para seniman, ilmuan dll.
● Kreativitaslah
yang memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya.
Sumber :
0 komentar:
Posting Komentar