Kita
tahu bahwa dengan adanya internet maka semuanya terasa tidak terbatas antara
ruang dan waktu. Semua dimensi terlampaui oleh media yang namanya website dan
internet. internet menyuguhkan informasi dengan cara yang lebih menarik.
Misalnya, bila ada gambar pada suatu artikel, gambar tersebut kadang bergerak
(animasi). Banyak manfaat yang dapat diperoleh dari penggunaan internet karena
tersedianya informasi yang lengkap tentang segala hal. Namun, internet juga
memiliki efek buruk seperti tindakan plagiat. Seks dalam internet, kecanduan
online game.
Media
online sebagai salah satu sarana media baru yang muncul seiring kemajuan
internet. Munculnya media baru ini berpengaruh terhadap perilaku penyimpangan
sosial, khususnya terhadap perilaku seksual dan kehamilan di usia remaja.
Cybersex,
saat ini telah menjadi sebuah fenomena seksual yang bertumbuh cukup pesat,
terutama di kota-kota besar dimana internet semakin mudah diakses. Apalagi
ditambah pula semakin menjamurnya situs porno,
fasilitas chatting yang menawarkan webcam dan internet
phone.Bila sudah menjadi kecanduan, cybersex ini menjadi kombinasi
adiksi, yaitu adiksi seks dan adiksi internet, dimana seseorang secara berulang
menggunakan fasilitas internet guna pemuasan hasrat seksualnya. Secara
harfiah, cybersex dapat diartikan sebagai pemuasan hasrat seksual
menggunakan fasilitas internet. Bahkan, fenomena ini telah merambah dunia
bisnis, tentunya untuk meraup keuntungan dari berbagai jasa yang ditawarkan.
1. Defenisi Cybersex
Chaplin (1997) mengemukakan bahwa perilaku secara psikologi
diartikan sebagai sembarang
respon (reaksi, tanggapan, jawaban, alasan) yang dilakukan oleh suatu organisme (individu). Menurut Walgito
(1994), perilaku tersebut timbul sebagai akibat dari adanya stimulus
atau rangsangan yang mengenai individu tersebut.
Cybersex didefenisikan sebagai penggunaan internet untuk terlibat dalam aktivitas kesenangan
seksual, seperti melihat gambar-gambar erotis,
berpartisipasi dalam
chatting tentang seks, saling
tukar menukar gambar atau email tentang
seks, dan lain sebagainya, yang terkadang diikuti oleh masturbasi
(Cooper, 2002). Hal
serupa diungkapkan oleh Carners,
Delmonico dan Griffin (2001) bahwa cybersex adalah mengakses pornografi di internet, terlibat dalam real-time yaitu
percakapan tentang seksual online dengan orang lain,
dan mengakses multimedia software. Maheu (2001) juga mendefenisikan
cybersex
dimana terjadi ketika orang
menggunakan komputer yang berisi
tentang teks, suara dan gambar yang didapatkan dari software atau internet untuk stimulus seksual dan secara khusus mencakup
dua atau lebih orang berinteraksi
diinternet yang membangkitkan gairah seksual satu dengan yang lainnya.
Cyber sex (Cybersex) atau
kadang disebut komputer seks, internet seks, netsex, mudsex, TinySex dan dalam
Pengertian sex istilah sehari-harinya adalah virtual seks di mana pertemuan dua
orang atau lebih terhubung dari jarak jauh melalui jaringan komputer dan
internet dengan saling mengirimkan hasrat seksual secara eksplisit baik melalui
pesan teks, audio, dan video. Cyber sex (Cybersex) memiliki
tatacara seksual di mana peserta seakan-akan terlibat kegiatan seks
dengan saling memberikan fantasi seks sebagai tanggapan dari mitra chatting
baik melalui pesan teks, pesan suara, maupun video dengan tujuan saling
memberikan rangsangan dan fantasi seksual diantara mereka. Aplikasi (Perangkat
Lunak) Networking yang sering dijadikan media penyaluran Cyber sex adalah
Aplikasi (Perangkat Lunak) Chatting baik yang mendukung pesan teks, suara, dan
video.
Cyber sex adalah terkadang
menyangkut kehidupan masturbasi nyata. Kualitas dan intensitas pertemuan Cyber sex (Cybersex)
biasanya tergantung pada kemampuan peserta untuk mengeksploitasi kemampuan
seksual melalui pesan teks, suara maupun live video untuk melakukan
rangsangan kepada pasangan mainnya. Cyber sex dapat terjadi baik dalam konteks
hubungan intim, misalnya antara kekasih yang terpisah secara geografis, atau
antara individu-individu yang tidak memiliki pengetahuan sebelumnya dari satu
sama lain dan bertemu di ruang virtual atau cyberspac. Dalam beberapa
konteks Cyber sex (Cybersex) semakin maju dan berkembang
dengan penggunaan webcam untuk mengirimkan video real-time dari mitra.
2. Situs Internet
Daneback (2006) menjelaskan
bagian-bagian di jaringan internet yang
digunakan untuk aktivitas cybersex:
a. Web Communities
Pengguna memberikan
identitas seperti jenis kelamin
dan umur. Komunitas ini dapat berintegrasi dengan anggota komunitas yang lain dengan menggunakan email atau web chat. Menurut Bauman (dalam Daneback,
2006), komunitas ini dibedakan antara anggota kelompok dan bukan anggota kelompok.
b. Web chat rooms
Tempat dalam
www dimana orang dapat berinteraksi dengan orang lain pada waktu
yang sama. Web chat rooms juga
memberikan kemungkinan pengguna berinteraksi dengan pengguna yang
lain, walaupun tanpa menggunakan www. Chat rooms juga dapat dibedakan yaitu chat rooms
yang dpat diakses oleh anggota komunitas dan chat rooms yang dapat diakses
oleh siapa saja yang
membuka
chat rooms
c. Web sites
Daneback (2006) mengatakan bahwa sejumlah web
site memberikan materi
seksual seperti situs pornografi, sex web
shop dan situs informasi seks. Menurut Daneback (2006), situs-situs di internet
juga dapat dibagi menjadi 2 tipe yaitu interaktif dan
non-interaktif.:
a. Non-interaktif meliputi seks, gambar dan film yang pada dasarnya
ditemukan dalam www
dan juga
termasuk web shops. Dalam situs non-interaktif,
tidak
diketahui siapa penggunanya sehingga pembuat situs memberikan
keterangan jumlah pengunjung situs.
b. Interaktif meliputi www chat rooms, web communities dan instant massaging
software. Karakteristik dari situs ini adalah bertujuan untuk komunikasi dan berinteraksi dengan yang lain.
Pengguna web chat rooms dapat tidak diketahui identitasnya kecuali instant massaging sofware
masih dapat diketahui identitas penggunanya, namun pengguna
dapat memalsukan identitasnya.
3. Aplikasi (Perangkat Lunak) Cyber Sex
3. Aplikasi (Perangkat Lunak) Cyber Sex
Aplikasi
(Perangkat Lunak) yang digunakan untuk memulai Cyber sex tidak selalu secara eksklusif
ditujukan untuk subjek sex, dan partisipan dalam setiap chatting di internet
kadang perbincangan biasa saja kemudian berlanjut saling ketertarikan satu sama
lain hingga salah satunya tiba-tiba mengutarakan hasrat seksualnya dengan
mengirimkan pesan ke lawan mainnya atau behkan tiba-tiba menerima pesan dengan
variasi pesani teks atau suara misalnya dengan kata “Ingin cyber?”, “Mau
cam?” atau permintaan untuk “C2C” / “C4C” (“cam to cam” dan “cam for
cam”)
Aplikasi
(Perangkat Lunak) Cyber sex adalah yang
paling populer yang digunakan secara luas dan sudah menjadi hal umum ialah
Camfrog. Camfrog menyediakan room 18+ dimana peserta yang bergabung bisa
memberikan fantasi seksual secara eksplisit, mempertontonkan kegiatan seksual
mereka, baik dilakukan sendiri maupun berpasangan. Peserta camfrog ini disebut
camfroger.Aplikasi (Perangkat Lunak) Chatting lain yang sering digunakan untuk
penyaluran fantasi seksual di dunia maya ini yang mendukung pesan teks suara
dan gambar adalah Yahoo massenger, Skype, MSN Massenger, dll. Ada juga Aplikasi
(Perangkat Lunak) Chatting melalui Web salah satu yang sangat terkenal adalah
livejasmin.com. Pada Facebook juga mengijinkan penambahan AplikasiWeb Chatting
yang mendukung pesan teks, audio dan video real time yang sering digunakan oleh
facebooker untuk menyalurkan fantasi seksualnya misalnya: Bandoo Chat, People
Roulette, Vchat dan lain-lainnya
Cyber
sex (Cybersex) umumnya dilakukan
di internet chat room (seperti IRC , Massenger maupun chatting web) dan instant
messaging sistem. Hal ini juga dapat dilakukan dengan menggunakan Webcam,
sistem voice chat seperti Skype, atau game online dan / atau dunia virtual
seperti Second Life . Definisi yang tepat khususnya kehidupan masturbasi nyata atau
tindakan seksual yang dilakukan secara online pada jaringan komputeratau
internet. Cyber sex (Cybersex) juga dapat dicapai melalui penggunaan
avatar di lingkungan perangkat lunak multiuser. MUDs sering diistilahkan mudsex
atau netsex. Pada TinyMUD variannya adalah MUCKs, TinySex istilah (TS)
adalah istilah yang umum digunakan
Walaupun
berbasis teks, Cyber sex (Cybersex) telah ada selama puluhan tahun,
Meningkatnya popularitas Webcam telah meningkatkan jumlah mitra online
menggunakan koneksi video dua arah untuk “mengekspos” diri secara seksual
melalui media online. Ada beberapa situs yang populer, situs webcam
komersial yang memungkinkan orang secara terbuka masturbasi di depan kamera
sementara yang lain melihat mereka, dan dengan situs itu pula, pasangan juga
dapat melakukannya di depan kamera untuk dinikmati orang lain.
Cyber
sex (Cybersex) berbeda dari telepon seks, CS sering digunakan untuk istilah
Cyber sex atau CamSexs, sedangkan PS digunakan istilah untuk PhoneSex A
good deal Cybersex terjadi antara pasangan yang baru saja bertemu online. Tidak
seperti telepon seks umumnya bersifat komersil dan sering dijumpai di
iklan-iklan media eletronik, Cyber sex (Cybersex) di chat room jarang
dikomersilkan. Dalam dunia online seperti Second Life merupakan layanan
chating melalui -fokus webcam. Situs chat berbasis web komersil misalnya
livejasmin.com dan lain-lain sejenisnya melibatkan pekerja seks untuk terlibat
dalam Cyber sex (Cybersex)dengan tujuan komersil.
2.
Terlibat dalam real
time dengan pasangan online
Chatting real time dapat disamakan dengan versi komputerisasi “Citizen Band (CB) radio.
Internet chat
room mirip
dengan CB, di
saluran yang mereka
tawarkan bervariasi, sejumlah orang
berkesempatan untuk mendengarkan dan membahas topik tertentu. Setelah meninjau
area topik ruangan chat, tidak sulit untuk memahami bagaimana seseorang
dapat terlibat dalam percakapan
seksual dengan orang lain secara online.
Teknologi canggih juga menyediakan
cara-cara untuk bertukar gambar dan file online saat
percakapan berlangsung. Teknologi saat ini juga memungkinkan untuk pertukaran
suara dan gambar video melalui
internet. Dengan hanya memberikan nomor kartu kredit, anda dapat memanfaatkan
kamera video langsung yang menangkap dan mengirimkan gambar-gambar laki-laki atau perempuan yang terlibat dalam segala hal dari kegiatan
seksual. Namun, beberapa situs juga
dapat diakses secara gratis. Beberapa situs video langsung menerima permintaan untuk perilaku seksual tertentu dari pengguna
online, sehingga memungkinkan seorang individu untuk membuat dan memenuhi
fantasi personalnya.
3. Multimedia software
(tidak harus online)
Berdasarkan penemuan dari sistem multimedia
modern, individu bisa memainkan
film, terlibat dalam permainan seksual,
atau melihat isu-isu terbaru
di majalah erotika dari komputer desktop atau laptop. Teknologi Compact disc read-only memory(CDROM) memungkinkan perusahaan untuk menciptakan software dengan suara dan video klip. Produksi multimedia juga dapat mencakup informasi erotis.
5. Klasifikasi
Pengguna cybersex
Cooper,
Delmonico, dan Burg (dalam Carners, Delmonico
& Griffin, 2001) mengklasifikasikan
tiga kategori individu yang menggunakan internet untuk tujuan seksual, ketiga kategori tersebut
adalah:
1.
Recreational users yaitu individu
yang mengakses materi seksual
karena keingintahuan atau untuk hiburan dan merasa puas dengan
ketersediaaan materi seksual yang diinginkan. Pada individu
juga ditemukan adanya masalah yang berhubungan dengan perilaku mengakses materi seksual. Dari penelitian yang dilakukan
maka ditemukan bahwa orang yang mengakses situs yang berkaitan dengan seksual kurang dari 1 jam per minggu dan sedikit konsekuensi negatif, tergolong menjadi Recreational users.
2. At-risk users yaitu ditujukan pada orang yang tanpa adanya
seksual kompulsif, tetapi mengalami beberapa masalah seksual
setelah menggunakan internet untuk mendapatkan materi seksual. Individu
menggunakan internet dengan kategori
waktu yang moderat untuk aktivitas seksual
dan jika penggunaan yang dilakukan individu berkelanjutan, maka akan menjadi
kompulsif.
3. Sexual Compulsive users yaitu individu menunjukkan kecenderungan seksual
kompulsif dan adanya konsekuensi negatif, seperti merasakan kesenangan/keasikan terhadap pornografi, menjalin
hubungan percintaan dengan banyak orang, melakukan
aktivitas seksual dengan
banyak orang yang tidak dikenal, karena menggunakan
internet sebagai forum atau tempat untuk aktivitas seksual, dan yang lainnya
berdasarkan DSM-IV.
Cooper, Delmonico, dan Burg (2000) juga mengatakan
bahwa berdasarkan waktu mengakses materi
seksual, maka individu dibedakan menjadi 3 yaitu:
1.
Low users yaitu individu yang mengakses
materi seksual kurang dari 1 jam
setiap minggu.
2.
Moderate users yaitu
individu yang mengakses materi seksual antara 1-10 jam
setiap minggu.
3.
High users yaitu individu
yang mengakses materi seksual
11 jam atau lebih setiap minggu, individu ini menunjukkan perilaku kompulsif.
6. Penyebab Perilaku Cybersex
Cooper (1998) mengemukakan ada 3 komponen yang menyebabkan individu melakukan cybersex yang disebut dengan triple A engine, yaitu:
1.
Accessibility yaitu individu dapat
mengakses materi seksual melalui
internet selama 24 jam sehari dan 7 hari seminggu.
2. Anonimity yaitu individu tidak merasa takut akan dikenali orang lain ketika mengakses materi seksual, mendiskusikan masalah seksual, dan saling membandingkan kegiatan yang sama.
3. Affordability yaitu individu menemukan bahwa dengan mengakses melalui internet biaya cukup murah dan banyak materi seksual yang didapatkan melalui situs diinternet dengan gratis
2. Anonimity yaitu individu tidak merasa takut akan dikenali orang lain ketika mengakses materi seksual, mendiskusikan masalah seksual, dan saling membandingkan kegiatan yang sama.
3. Affordability yaitu individu menemukan bahwa dengan mengakses melalui internet biaya cukup murah dan banyak materi seksual yang didapatkan melalui situs diinternet dengan gratis
Carners, Delmolnico, dan Griffin
(2001) menambahakan 2 komponen yang menyebabkan individu melakukan cybersex, yaitu:
1. Isolation
yaitu individu memiliki kesempatan
untuk
memisahkan dirinya
dengan orang lain dan terlibat
dalam fantasi apapun yang dipilih
tanpa resiko seperti infeksi secara seksual
atau gangguan dari dunia nyata.
2.
Fantasy adalah individu mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan
fantasi seksual tanpa takut akan ditolak