Rabu, 16 November 2016

Kita tahu bahwa dengan adanya internet maka semuanya terasa tidak terbatas antara ruang dan waktu. Semua dimensi terlampaui oleh media yang namanya website dan internet. internet menyuguhkan informasi dengan cara yang lebih menarik. Misalnya, bila ada gambar pada suatu artikel, gambar tersebut kadang bergerak (animasi). Banyak manfaat yang dapat diperoleh dari penggunaan internet karena tersedianya informasi yang lengkap tentang segala hal. Namun, internet juga memiliki efek buruk seperti tindakan plagiat. Seks dalam internet, kecanduan online game.
Media online sebagai salah satu sarana media baru yang muncul seiring kemajuan internet. Munculnya media baru ini berpengaruh terhadap perilaku penyimpangan sosial, khususnya terhadap perilaku seksual dan kehamilan di usia remaja.
Cybersex, saat ini telah menjadi sebuah fenomena seksual yang bertumbuh cukup pesat, terutama di kota-kota besar dimana internet semakin mudah diakses. Apalagi ditambah pula semakin menjamurnya situs porno, fasilitas chatting yang menawarkan webcam dan internet phone.Bila sudah menjadi kecanduan, cybersex ini menjadi kombinasi adiksi, yaitu adiksi seks dan adiksi internet, dimana seseorang secara berulang menggunakan fasilitas internet guna pemuasan hasrat seksualnya. Secara harfiah, cybersex dapat diartikan sebagai pemuasan hasrat seksual menggunakan fasilitas internet. Bahkan, fenomena ini telah merambah dunia bisnis, tentunya untuk meraup keuntungan dari berbagai jasa yang ditawarkan.
1.      Defenisi Cybersex
Chaplin (1997) mengemukakan bahwa perilaku secara psikologi diartikan sebagai sembarang respon (reaksi, tanggapan, jawaban, alasan) yang dilakukan oleh suatu organisme (individu). Menurut Walgito (1994), perilaku tersebut timbul sebagai akibat dari adanya stimulus atau rangsangan yang mengenai individu tersebut.
Cybersex didefenisikan sebagai penggunaan internet untuk terlibat dalam aktivitas kesenangan seksual, seperti melihat gambar-gambar erotis, berpartisipasi dalam chatting tentang seks, saling tukar menukar gambar atau email tentang seks, dan lain sebagainya, yang terkadang diikuti oleh masturbasi   (Cooper, 2002). Hal serupa diungkapkan oleh Carners, Delmonico dan Griffin (2001) bahwa cybersex adalah mengakses pornografi di internet, terlibat dalam real-time yaitu percakapan tentang  seksual  online  dengan  orang  lain,  dan  mengakses  multimedia  software. Maheu (2001) juga mendefenisikan cybersex dimana terjadi ketika orang menggunakan komputer yang berisi tentang teks, suara dan gambar yang didapatkan dari software atau internet untuk stimulus seksual dan secara khusus mencakup dua atau lebih orang berinteraksi diinternet yang membangkitkan gairah seksual satu dengan yang lainnya.
Cyber sex (Cybersex) atau kadang disebut komputer seks, internet seks, netsex, mudsex, TinySex dan dalam Pengertian sex istilah sehari-harinya adalah virtual seks di mana pertemuan dua orang atau lebih terhubung dari jarak jauh melalui jaringan komputer dan internet dengan saling mengirimkan hasrat seksual secara eksplisit baik melalui pesan teks, audio, dan video.  Cyber sex (Cybersex) memiliki  tatacara  seksual di mana peserta seakan-akan terlibat kegiatan seks dengan saling memberikan fantasi seks sebagai tanggapan dari mitra chatting baik melalui pesan teks, pesan suara, maupun video dengan tujuan saling memberikan rangsangan dan fantasi seksual diantara mereka. Aplikasi (Perangkat Lunak) Networking yang sering dijadikan media penyaluran Cyber sex adalah Aplikasi (Perangkat Lunak) Chatting baik yang mendukung pesan teks, suara, dan video.
Cyber sex adalah terkadang menyangkut kehidupan masturbasi nyata. Kualitas dan intensitas pertemuan Cyber sex (Cybersex) biasanya tergantung pada kemampuan peserta untuk mengeksploitasi kemampuan seksual melalui pesan teks, suara maupun live video  untuk melakukan rangsangan kepada pasangan mainnya. Cyber sex dapat terjadi baik dalam konteks hubungan intim, misalnya antara kekasih yang terpisah secara geografis, atau antara individu-individu yang tidak memiliki pengetahuan sebelumnya dari satu sama lain dan bertemu di ruang virtual atau cyberspac.  Dalam beberapa konteks Cyber sex (Cybersex) semakin maju dan berkembang dengan penggunaan webcam untuk mengirimkan video real-time dari mitra.

2.   Situs Internet
Daneback  (2006)  menjelaskan  bagian-bagian  di  jaringan  internet  yang digunakan untuk aktivitas cybersex:
a.   Web Communities
Pengguna memberikan identitas seperti jenis kelamin dan umur. Komunitas ini dapat berintegrasi dengan anggota komunitas yang lain dengan menggunakan email atau web chat. Menurut Bauman (dalam Daneback, 2006), komunitas ini dibedakan antara anggota kelompok dan bukan anggota kelompok.
b.   Web chat rooms
Tempat dalam www dimana orang dapat berinteraksi dengan orang lain pada waktu yang sama. Web chat rooms juga memberikan kemungkinan pengguna berinteraksi dengan pengguna yang lain, walaupun tanpa menggunakan www. Chat rooms juga dapat dibedakan yaitu chat rooms yang dpat diakses oleh anggota komunitas dan chat rooms   yang dapat diakses oleh siapa saja yang membuka chat rooms
c.   Web sites
Daneback (2006) mengatakan bahwa sejumlah web site memberikan materi seksual seperti situs pornografi, sex web shop dan situs informasi seks. Menurut Daneback (2006), situs-situs di internet juga dapat dibagi menjadi 2 tipe yaitu interaktif dan non-interaktif.:
a.   Non-interaktif meliputi seks, gambar dan film yang pada dasarnya ditemukan dalam www  dan  juga  termasuk  web  shops.  Dalam situs  non-interaktif,  tidak diketahui siapa penggunanya sehingga pembuat situs memberikan keterangan jumlah pengunjung situs.
b.   Interaktif meliputi www chat rooms, web communities dan instant massaging software. Karakteristik dari situs ini adalah bertujuan untuk komunikasi dan berinteraksi dengan yang lain. Pengguna web chat rooms dapat tidak diketahui identitasnya kecuali instant massaging sofware masih dapat diketahui identitas penggunanya, namun pengguna dapat memalsukan identitasnya.
3.      Aplikasi (Perangkat Lunak) Cyber Sex
Aplikasi (Perangkat Lunak) yang digunakan untuk memulai Cyber sex tidak selalu secara eksklusif ditujukan untuk subjek sex, dan partisipan dalam setiap chatting di internet kadang perbincangan biasa saja kemudian berlanjut saling ketertarikan satu sama lain hingga salah satunya tiba-tiba mengutarakan hasrat seksualnya dengan mengirimkan pesan ke lawan mainnya atau behkan tiba-tiba menerima pesan dengan variasi pesani teks atau suara misalnya dengan kata “Ingin cyber?”, “Mau cam?”  atau permintaan untuk “C2C” / “C4C” (“cam to cam” dan “cam for cam”)
Aplikasi (Perangkat Lunak) Cyber sex adalah yang paling populer yang digunakan secara luas dan sudah menjadi hal umum ialah Camfrog. Camfrog menyediakan room 18+ dimana peserta yang bergabung bisa memberikan fantasi seksual secara eksplisit, mempertontonkan kegiatan seksual mereka, baik dilakukan sendiri maupun berpasangan. Peserta camfrog ini disebut camfroger.Aplikasi (Perangkat Lunak) Chatting lain yang sering digunakan untuk penyaluran fantasi seksual di dunia maya ini yang mendukung pesan teks suara dan gambar adalah Yahoo massenger, Skype, MSN Massenger, dll. Ada juga Aplikasi (Perangkat Lunak) Chatting melalui Web salah satu yang sangat terkenal adalah livejasmin.com. Pada Facebook juga mengijinkan penambahan AplikasiWeb Chatting yang mendukung pesan teks, audio dan video real time yang sering digunakan oleh facebooker untuk menyalurkan fantasi seksualnya misalnya: Bandoo Chat, People Roulette, Vchat dan lain-lainnya
Cyber sex (Cybersex) umumnya dilakukan di internet chat room (seperti IRC , Massenger maupun chatting web) dan instant messaging sistem.  Hal ini juga dapat dilakukan dengan menggunakan Webcam, sistem voice chat seperti Skype, atau game online dan / atau dunia virtual seperti Second Life .  Definisi yang tepat khususnya  kehidupan masturbasi nyata atau tindakan seksual yang dilakukan secara online pada jaringan komputeratau internet. Cyber sex (Cybersex) juga dapat dicapai melalui penggunaan avatar di lingkungan perangkat lunak multiuser. MUDs sering diistilahkan mudsex atau netsex.  Pada TinyMUD variannya adalah MUCKs, TinySex istilah (TS) adalah istilah yang umum digunakan
Walaupun berbasis teks, Cyber sex (Cybersex) telah ada selama puluhan tahun, Meningkatnya popularitas Webcam telah meningkatkan jumlah mitra online menggunakan koneksi video dua arah untuk “mengekspos” diri  secara seksual melalui media online.  Ada beberapa situs yang populer, situs webcam komersial yang memungkinkan orang secara terbuka masturbasi di depan kamera sementara yang lain melihat mereka, dan dengan situs itu pula, pasangan juga dapat melakukannya di depan kamera  untuk dinikmati orang lain.

Cyber sex (Cybersex) berbeda dari telepon seks, CS sering digunakan untuk istilah Cyber sex atau CamSexs, sedangkan PS digunakan istilah untuk PhoneSex  A good deal Cybersex terjadi antara pasangan yang baru saja bertemu online. Tidak seperti telepon seks umumnya bersifat komersil dan sering dijumpai di iklan-iklan media eletronik, Cyber sex (Cybersex) di chat room jarang dikomersilkan.  Dalam dunia online seperti Second Life merupakan layanan chating melalui -fokus webcam. Situs chat berbasis web komersil misalnya livejasmin.com dan lain-lain sejenisnya melibatkan pekerja seks untuk terlibat dalam Cyber sex (Cybersex)dengan tujuan komersil.
2.   Terlibat dalam real time dengan pasangan online
Chatting real time dapat disamakan dengan versi komputerisasi Citizen Band (CB)  radio.  Internet  chat  room  mirip  dengan  CB,  di  saluran  yang  mereka tawarkan bervariasi, sejumlah orang berkesempatan untuk mendengarkan dan membahas topik tertentu.  Setelah meninjau area topik ruangan chat, tidak sulit untuk memahami bagaimana seseorang dapat terlibat dalam percakapan seksual dengan orang lain secara online. Teknologi canggih juga menyediakan cara-cara untuk bertukar gambar dan file online saat percakapan berlangsung. Teknologi saat ini juga memungkinkan untuk pertukaran suara dan gambar video melalui internet. Dengan hanya memberikan nomor kartu kredit, anda dapat memanfaatkan kamera video langsung yang menangkap dan mengirimkan gambar-gambar laki-laki atau perempuan yang terlibat dalam segala hal dari kegiatan seksual. Namun, beberapa situs juga dapat diakses secara gratis. Beberapa situs video langsung menerima permintaan untuk perilaku seksual tertentu dari pengguna online, sehingga memungkinkan seorang individu untuk membuat dan memenuhi fantasi personalnya.
3.   Multimedia software (tidak harus online)
Berdasarkan penemuan dari sistem multimedia modern, individu bisa memainkan film, terlibat dalam permainan seksual, atau melihat isu-isu terbaru di majalah erotika dari komputer desktop atau laptop. Teknologi Compact disc read-only memory(CDROM) memungkinkan perusahaan untuk menciptakan software dengan  suara  dan  video  klip.  Produksi  multimedia  jug dapat  mencakup informasi erotis.

5.   Klasifikasi Pengguna cybersex
Cooper, Delmonico, dan Burg (dalam Carners, Delmonico & Griffin, 2001) mengklasifikasikan tiga kategori individu yang menggunakan internet untuk tujuan seksual, ketiga kategori tersebut adalah:
1. Recreational users yaitu individu yang mengakses materi seksual karena keingintahuan atau untuk hiburan dan merasa puas dengan ketersediaaan materi seksual yang diinginkan. Pada individu juga ditemukan adanya masalah yang berhubungan dengan perilaku mengakses materi seksual. Dari penelitian yang dilakukan maka ditemukan bahwa orang yang mengakses situs yang berkaitan dengan seksual kurang dari 1 jam per minggu dan sedikit konsekuensi negatif, tergolong menjadi Recreational users.
2. At-risk users yaitu ditujukan pada orang yang tanpa adanya seksual kompulsif, tetapi mengalami beberapa masalah seksual setelah menggunakan internet untuk mendapatkan materi seksual. Individu menggunakan internet dengan kategori waktu yang moderat untuk aktivitas seksual dan jika penggunaan yang dilakukan individu berkelanjutan, maka akan menjadi kompulsif.

3.  Sexual Compulsive users yaitu individu menunjukkan kecenderungan seksual kompulsif dan adanya konsekuensi negatif, seperti merasakan kesenangan/keasikan terhadap pornografi, menjalin hubungan percintaan dengan banyak orang, melakukan aktivitas seksual dengan banyak orang yang tidak dikenal, karena menggunakan internet sebagai forum atau tempat untuk aktivitas seksual, dan yang lainnya berdasarkan DSM-IV.
Cooper, Delmonico, dan Burg (2000) juga mengatakan bahwa berdasarkan waktu mengakses materi seksual, maka individu dibedakan menjadi 3 yaitu:
1.   Low users yaitu individu yang mengakses materi seksual kurang dari 1 jam setiap  minggu.
2.   Moderate users yaitu individu yang mengakses materi seksual antara 1-10 jam    setiap minggu.
3.   High users yaitu individu yang mengakses materi seksual 11 jam atau lebih setiap minggu, individu ini menunjukkan perilaku kompulsif.
6.  Penyebab Perilaku Cybersex
Cooper (1998) mengemukakan ada 3 komponen yang menyebabkan individu melakukan cybersex yang disebut dengan triple A engine, yaitu:
1.  Accessibility yaitu individu dapat mengakses materi seksual melalui internet selama 24 jam sehari dan 7 hari seminggu.

2.  Anonimity yaitu individu tidak merasa takut akan dikenali orang lain ketika mengakses materi seksual, mendiskusikan masalah seksual, dan saling membandingkan kegiatan yang sama.


3.  Affordability yaitu individu menemukan bahwa dengan mengakses melalui internet  biaya  cukup  murah  dan  banyak  materi  seksual  yang  didapatkan melalui situs diinternet dengan gratis
Carners, Delmolnico, dan Griffin (2001) menambahakan 2 komponen yang menyebabkan individu melakukan cybersex, yaitu:
1.  Isolation  yaitu  individu  memiliki  kesempatan  untuk  memisahkan  dirinya dengan orang lain dan terlibat dalam fantasi apapun yang dipilih tanpa resiko seperti infeksi secara seksual atau gangguan dari dunia nyata.
2. Fantasy adalah individu mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan fantasi seksual tanpa takut akan ditolak

7. Dampak Cyber sex (Cybersex)
  Dampak Cyber sex yang sering diperdebatan mengenai yakni apakah Cybersex adalah bentuk perselingkuhan? Menurut pendapat pribadi saya ini adalah suatu perselingkuhan virtual   Meskipun tidak melibatkan kontak fisik, kritikus mengklaim bahwa emosi yang kuat yang terlibat dapat menyebabkan stres perkawinan, terutama ketika Cybersex ujung-ujungnya adalah  sebuah percintaan yang dilakukan pada jaringan komputer dengan melibatkan emosi dan fantasi seksual untuk saling memberi kepuasan terhadap hasrat seksual satu sama lainnya       Dalam beberapa kasus yang diketahui perselingkuahan virtual ini menjadi alasan perceraian meskipun data akurat belum bisa dipaparkan dengan angka-angka nominal. Beberapa Terapis hanya memberi laporan bahwa jumlah pasien kecanduan aktivitas ini meningkat secara signifikan, pada dua macam type kecanduan; kecanduan internet dan kecanduan seksual. Prilaku kecanduan ini biasa juga disebut sebagai prilaku adiktif. Masalah dampak Cyber sex memerlukan penelitian dari beberapa kajian ilmu antropologi, sosiologi, psycologi, gynecology dan kriminiolgy, kajian budaya dan Agama.
8. Keuntungan Cyberseks (Cyber seks)
   Terlepas dari dampak Cybersex dari segi kesehatan, Sosial maupun kejiwaan yang ditimbukan, ada beberapa keuntungan cyber sex ini antara lain:
Keuntungan Cyber sex adalah dapat memuaskan beberapa keinginan seksual tanpa risiko penyakit menular seksual (PMS) atau kehamilan. hal ini merupakan cara aman secara fisik bagi orang-orang muda (seperti remaja) untuk bereksperimen dengan pikiran seksual dan emosi.  Selain itu, orang dengan penyakit jangka panjang (termasuk HIV ) dapat terlibat dalam Cyber sex (Cybersex) sebagai cara untuk mencapai kepuasan seksual dengan aman tanpa menempatkan pasangannya pada ancaman risiko penularan.
Keuntungan Cyber sex juga memungkinkan kegiatan seskual intim dalam kehidupan yang nyata bagi pasangan yang terpisah secara geografis.  Dalam hubungan yang terpisah secara geografis, dapat berfungsi untuk mempertahankan dimensi seksual dari hubungan di mana pasangan melihat satu sama lain dengan melihat dan mengekplorasi hasrat seksualnya.  Selain itu, dapat memungkinkan pasangan untuk tetap bekerja. Tanpa dibebani penyaluran hasrat seksual secara nyata. Hal ini dapat mengatasi para peserta untuk tidak berfantasi, pada sesuatu hal yang tidak bisa teratasi, dikarenakan (kemungkinan) dalam kehidupan nyata tidak memungkinkan karena keterbatasan fisik atau sosial dan potensi kesalahpahaman, seperti BDSM yang ekstrim(ekspresi seksual yang melibatkan penggunaan konsensual menahan diri, stimulasi sensorik intens, dan daya fantasi dan aturan main) inses, zoophilia atau pemerkosaan.