EDENSOR
Karya:
Andrea Hirata
Analisis aspek moralitas dalam novel
IDENTITAS
BUKU:
Judul Buku :
EDENSOR
Penulis :
Andrea Hirata
Penerbit :
PT Bentang Pustaka
Cetakan :
Pertama, Mei 2007
Kota Terbit :
Bandung
Tebal Buku :
20,5 cm
Halaman :
x + 292 halaman
SINOPSIS:
Sebuah novel motivasi,menakjubkan dan
penuh makna karya Andrea Hirata ini mengisahkan 2 orang melayu yaitu Arai dan Ikal, saudara sekaligus teman
seperjalanannya yang telah melalui banyak episode kehidupan, suka maupun duka.
Pertemuannya dengan Weh, lelaki yang harus menanggung aib karena menderita penyakit burut, penyakit nista yang disebabkan oleh ulah nenek moyangnya yang telah berani melanggar aturan agama. Weh yang telah mengajarkannya cara membaca bintang, mengurai langit sebagai kitab terbentang serta membawanya pada satu pemahaman tentang konstelasi zodiak. Zenit dan nadir, pesan terakhir yang ditinggalkan Weh sebelum kematiannya. Weh adalah orang pertama yang telah mengenalkan Adrea pada diri sejatinya, dan telah menguatkan tekat Andrea untuk menjelajahi separuh belahan dunia, berjalan di atas tanah-tanah mimpi, dan menemukan cinta yang sesunguhnya. Pelajaran yang tidak akan ditemukan di bangku pendidikan formal, karena hanya kekuatan semesta yang mampu menguak realita kehidupan.
Tawaran beasiswa dari Uni Eropa telah menjadi sebuah jembatan keberuntungan (magical bridge) yang menghantar mereka pada penjelajahan panjang di tanah-tanah mimpi, menjadi sebuah kunci yang telah membuka kotak pandora yang berisi mimpi-mimpi masa kecil mereka. Sebuah kerinduan untuk berbuat sesuatu bagi tanah kelahiran, memberikan kebanggaan bagi orangtua dan menyelesaikan mimpi-mimpi para sehabat yang telah terenggut oleh keterbatasan dan jerat kemelaratan.
Pertemuannya dengan Weh, lelaki yang harus menanggung aib karena menderita penyakit burut, penyakit nista yang disebabkan oleh ulah nenek moyangnya yang telah berani melanggar aturan agama. Weh yang telah mengajarkannya cara membaca bintang, mengurai langit sebagai kitab terbentang serta membawanya pada satu pemahaman tentang konstelasi zodiak. Zenit dan nadir, pesan terakhir yang ditinggalkan Weh sebelum kematiannya. Weh adalah orang pertama yang telah mengenalkan Adrea pada diri sejatinya, dan telah menguatkan tekat Andrea untuk menjelajahi separuh belahan dunia, berjalan di atas tanah-tanah mimpi, dan menemukan cinta yang sesunguhnya. Pelajaran yang tidak akan ditemukan di bangku pendidikan formal, karena hanya kekuatan semesta yang mampu menguak realita kehidupan.
Tawaran beasiswa dari Uni Eropa telah menjadi sebuah jembatan keberuntungan (magical bridge) yang menghantar mereka pada penjelajahan panjang di tanah-tanah mimpi, menjadi sebuah kunci yang telah membuka kotak pandora yang berisi mimpi-mimpi masa kecil mereka. Sebuah kerinduan untuk berbuat sesuatu bagi tanah kelahiran, memberikan kebanggaan bagi orangtua dan menyelesaikan mimpi-mimpi para sehabat yang telah terenggut oleh keterbatasan dan jerat kemelaratan.
Universitas
Sorbonne Perancis, telah menghantar mereka pada pertemuan dan persahabatan
dengan mahasiwa dari berbagai belahan dunia dengan beragam latar belakang.
Kehidupan bangsa eropa yang terkenal intelektual, dinamis dan efisien telah
menunjukkan pada berbagai realita betapa rendahnya kualitas serta sistem
pendidikan bangsa Indonesia. Hanya semangat dan tekad yang kuat yang mampu
menghantar mereka pada sebuah keberanian untuk menjadi bagian dari sistem
pendidikan yang modern. Kesenjangan tingkat pemahaman dan pengetahuan
mengharuskan dua sobat karib ini berjuang untuk menyelesaikan pendidikan mereka.
Keindahan
benua eropa dan gemerlapnya dunia malam kota Paris memberikan daya tarik bagi
siapapun yang melihatnya. Namun, tradisi dan etika back packer Kanada sangat
menarik perhatian Andrea bahkan lebih menarik dibadingkan Katya. Mahasiswi
jerman yang telah menolak cinta banyak pemuda dan memilih Andrea menjadi
kekasihnya. Meskipun pada akhirnya perbedaan makna tentang mencintai telah
membawa mereka kembali pada jalinan pertemanan. Kerinduan Andrea pada A Ling,
perempuan masa kecil yang sangat dicintainya telah menguakkan kembali
ingatannya tentang Edensor. Sebuah desa khayalan pada sebuah novel pemberian A
Ling, karya Herriot yang berjudul Seandainya Mereka Bisa Bicara.
Hamparan
dataran hijau, bunga daffodil dan semerbak aroma rerumputan telah membawa andrea
bekelana ke setiap sudut desa. Desa khayalan yang telah membuka jalan rahasia
dalam kepala Andrea, jalan menuju penaklukan-penaklukan terbesar untuk
menemukan A Ling, untuk menemukan cinta dan diri sejatinya. Andrea dan Arai
berencana untuk melakukan perjalanan keliling benua Eropa mengikuti tradisi
para pengelanan back packer Kanada. Rencana perjalanan panjang ini mendapat
respon yang serius dari para sahabat, yang akhirnya dijadikan sebagai ajang
pertaruhan untuk mengukur keberanian untuk menahklukkan tantangan. Penjelajahan
panjang menjelajahi benua eropa dengan bermodal semangat dan keberanian.
Perjalanan
dimulai dari kota Paris Perancis melintasi benua Eropa dan berakhir di Spanyol.
Pencarian Andrea akan cinta masa kecil telah membawa mereka melintasi rute
perjalanan yang panjang melintasi benua Eropa hingga Tunisia, Zaire dan
Casablanca di benua Afrika. Rasa lapar, kelelahan serta ancaman kematian karena
kedinginan tidak menyurutkan semangat dan keberanian Andrea untuk menjelajahi
enigma tentang A Ling yang kini menjadi semakin terang.
Kota demi
kota menghadirkan beragam realita yang semakin memperjelas makna pencarian
Andrea. Sekuat apapun upaya untuk menemukan sesuatu, dan pada titik akhir upaya
tersebut masih belum berhasil sesungguhnya kita sedang dihadapkan pada berbagai
realita tentang diri kita. Pencarian cinta pada sosok perempuan bernama A Ling
telah memberikan pembelajaran tentang makna cinta sejatinya, yaitu diri
sendiri. Keberanian untuk bermimpi telah menghantar kita pada satu realita yang
mengajarkan kita arti kebahagiaan yang sesungguhnya.
UNSUR
INTERINSIK:
●Tema :
Perjuangan dalam Pencarian Diri dan
Cinta
●Alur : Dalam novel EDENSOR ini penulis
lebih banyak menggunakan alur maju
mundur atau flashback dimana tokoh lebih sering mengingat kisah-kisah
di masa lalu.
●Latar : Waktu :pagi hari,siang hari dan malam hari
Tempat(Tanjung pandan pada hal 4,bogor pada
hal 37, rusia pada hal 197,spanyol pada hal 269, swiss pada hal 233, inggris
pada hal 283)
Suasana:
suasana memalukan kedinginan,hangat,sedih,sunyi, dan dingin menyelimuti
kedua tokoh pada saat mereka menginjakan kaki diperbatasan belanda.
●Sudut
pandang : orang pertama pelaku utama(penggunaan kata aku dan kami) dan orang
ketiga tunggal dan jamak(penggunaan kata dia dan mereka atau penyebutsn nama
secara langsung.
●Tokoh
dan watak
▶Ikal : Pintar,nakal,iseng,pekerja
keras,pantang menyerah
▶Arai :
Gigih,setia,pekerja keras,baik hati
▶Weh :
Pekerja keras
▶ Ayah :
Bijaksana dan baik hati
▶Ibu :
Memiliki pendirian yang tetap
▶Taikong Hamim : Pemarah
dan tidak penyabar
▶A Ling (Njoo Xian Ling) : Baik hati
▶Famke
Somers : Penolong, baik hati
▶Stansfield
: Sombong
▶Townsend :
Pintar dan provokatif
▶Katya :
Tenang dan baik hati
▶MVRC Manooj : Ceria
▶Gonzales :
Ceria
▶Hopkins Turnbull : Tegas
PESAN
MORAL: Menurut saya novel EDENSOR
karya Andrea Hirata ini sanggat menakjubkan dimana mampu menggugah kesadaran
hati nurani setiap pembacanya. Kita bisa mengambil banyak pelajaran dalam novel
tersebut yang mana kita tidak boleh menyerah pada kehidupan dan tidak menyerah
untuk menggapai cita-cita kita seperti halnya sosok tokoh ikal. Dengan semangat
dan tekad yang kuat serta kekuatan cinta yang dimilikinya mampu menuntunnya
dalam menaklukkan daerah-daerah di benua eropa dan afrika. Berusaha dan bekerja
keras untuk menggapai cita-cita dengan perjuangan dan pengorbanan dalam
menuntut ilmu yang harus ditempuh. Tidak pernah menyerah atas cobaan yang
selalu menimpa nya karena ia yakin bahwa setiap cobaan akan berbuah manis. Kesetian
dan rasa cintanya kepada seorang gadis yang mampu membuatnya bertahan dalam
mengarungi kehidupan yang penuh tantangan meskipun sudah pernah dicampakkan. Ia
pun selalu memegang teguh prisip yaitu bertanggung jawab pada diri sendiri dan
orang tua dan menguatkan jati diri yang membuatnya mampu untuk beradaptasi
terhadap lingkungan dan gaya hidup sekitat tempat tinggalnya. Banyak makna
kehidupan yang bisa kita petik dalam novel ini untuk lebih memotivasi diri kita
sendiri. Dan dalam novel ini juga banyak terkandung nilai-nilai sosial,agama
maupun budaya yang bisa kita pelajari.
Bermimpilah, karena Tuhan akan memeluk
mimpi-mimpi mu- Andrea Hirata
APRILIANTI
#Satupskologi